Awan yang bersusun atur itu,
Nampaknya persis gemawan yang bersahabat,
Sepinya tenang bergerak beriringan berkawan-kawan,
Siapa melihat pasti diulit dengan sentuhan damai,
Biar diamnya sunyi tetapi membelai,
Tiada zat yang mencipta ketenangan sejernih itu,
Melainkan Ar-Rahman rabbul a’lamin,
Sekali terbias warnanya,
Seakan tidak puas mata memandang,
Menatap bersama hadir hulu hati,
Bukan warnanya yang memberi tenang,
Tetapi abstrak yang dirasakan memujuk jiwa,
Kerna Tuhan tahu biru itu, biru yang berbeda,
Pada tuah dan isinya,
Kerna itulah, langit itu birunya tenang
Nampaknya persis gemawan yang bersahabat,
Sepinya tenang bergerak beriringan berkawan-kawan,
Siapa melihat pasti diulit dengan sentuhan damai,
Biar diamnya sunyi tetapi membelai,
Tiada zat yang mencipta ketenangan sejernih itu,
Melainkan Ar-Rahman rabbul a’lamin,
Sekali terbias warnanya,
Seakan tidak puas mata memandang,
Menatap bersama hadir hulu hati,
Bukan warnanya yang memberi tenang,
Tetapi abstrak yang dirasakan memujuk jiwa,
Kerna Tuhan tahu biru itu, biru yang berbeda,
Pada tuah dan isinya,
Kerna itulah, langit itu birunya tenang
Untuk read more, tulis di sini...
0 Responses so far.
Post a Comment